Posted in Institut Ibu Profesional

Perihal Sendok

Alkisah diantara momen yang rawan untuk seseibuk mengomel adalah; saat lapar, capek, dan ngantuk. Dan semua ini terakumulasi padaku ketika menemani Muadz tidur siang.

Bocah kecil ini sepertinya masih belum capai sehingga minta ini dan itu sebelum tidur. Andai saja dia capai pasti ketemu kasur langsung merem.

Salah satu yang dia minta adalah minum HNI health alias Extrafood (efood). Kandungan gizi yang tinggi menjadikan efood suplemen kesehatan keluargaku.

Dan kejadian ini terjadi setelah muadz minta disuapi efood, dia membawa sendok makan berujung runcing terbuat dari stainless steel ke kasurnya!

Adrenalin ku langsung meninggi. Sebab sendok itu mau dicolok ke area wajahku. Diantara dialog yang terjadi:

😊: nak, itu sendoknya berbahaya. Simpan di pinggir bantal aja ya

💙: gak mau. Dipegang aja

Puncak sabarku adalah mengucapkan, “hahh..yasudah kalau muadz masih mau mainin sendok di kasur. Umma mau tidur aja ah.” Lalu membelakangi muadz pura-pura tidur.

Tak lama aku mendengar lamat-lamat muadz keluar kamar dan mengembalikan sendok. Lalu dia laporan padaku. Ah good job, boy!

Posted in Institut Ibu Profesional

Candle Light Dinner

Lagi menikmati makan malam ala dermaga sunda tiba-tiba anak bujang minta nyalakan (baca: main) lilin. Jadilah candle light dinner. Wkwkwk

Menu pepes ikan mujaer, tumis buncis bakso dan sambel korek di hadapan jadi berasa lebih istimewa.

Eh tiba-tiba umma teringat agenda jalan berduaan yang belum terlaksana.

😊: yang, kapan atuh ya kita jalan dan makan berduaan?

😎: eh? Baba mah gak tega ninggalin muadz sementara emak bapaknya makan enak

😊: ya tinggal dibungkus atuh. Kan jadi sama-sama makan enak 😚

😎: yaudah, mau Sabtu depan aja, gimana? Jadi muadz bisa dipegang sama nenek. Sok umma tentuin mau makan dimananya

YES! dalam hati sih.. Alhamdulillah gol! Tinggal nentuin mau makan dimananya nih. Pak bos udah acc.

Posted in Institut Ibu Profesional

Mandi Air Dingin

Beberapa hari ini hujan terik hujan lagi, imunitas kami sedang diuji. Apakah termasuk yang bertahan atau yang kalah dan perlu istirahat.

Meski cuaca sedang dingin, umma tetap semangat menyelesaikan cucian di sore hari. Anak bujang yang terlelap sejak pukul 14.30 terbangun pukul 16.15. Tak lama dia pun mencari umma dan begitu tau umma sedang membilas baju di kamar mandi, dengan wajah sumringah dia menghampiri.

Tak dipedulikannya lagi lemas baru bangun. Muadz langsung menyingsing celana ke atas lalu ambil posisi jongkok sebelah ember bilas, “Abang di sini aja. Enggak basah kok, enggak basah.” 😅

Sekali dua kali umma bilas baju sendiri. Tak lama dia pun ingin membantu bilas baju, dan main air. Duh kayaknya tanggung nih, kalau harus masak air hangat untuk mandinya. Segera saja umma sugesti untuk mandi pakai air dingin saja.

“Nak, abis ini mandi ya. Mandinya pakai air dingin, oke?”

“Okai”

Alhamdulillah lega sudah.

Semoga rajin mandi dan kuat mandi air dinginnya paten ya nak. Hihihi

Posted in Institut Ibu Profesional

Sisi Lain

Malam Hari

😊: yang, boleh gak besok aku ikut acara kumpul di Manonjaya?

😎 terperanjat, dan menatapku lebih perhatian

😊: iya, jadi rencana besok kumpul mahasiswi bunda sayang di Manonjaya. Kebetulan ada yang searah jadi bisa nebeng mobilnya. Pulangnya pun diantar ke Cikoneng. Boleh, yang?

😎: boleh aja kalau gitu mah

😊: YESS! (dalam hati) 😍

Pagi Hari

😎: acaranya sampai jam berapa, yang?

😊: sampai zhuhur. Tapi jangan bayangin jam 12 teng langsung pulang ya. Emak-emak teaa suka ngobrol. (Gambaran istri bakal rada siangan pulangnya)

Siang Hari

Eh oh, saya hampir lupa mengabari suami tentang kegiatan saya. Gambar dan video aktivitas Muadz saya kirim ke suami supaya dia tau.

Responnya hanya “😍”

Kok tumben enggak nanyain kapan saya pulang.

Apa jangan-jangan dia kesal di rumah sendirian.

Jarum jam menunjukkan angka 15.30, saya semakin tidak tenang.

Saya kirim lagi kegiatan jalan-jalan di kebon naga barusan. Dia pun merespon lebih panjang. Dan menanyakan jam berapa pulang.

Saya pun berkomunikasi dengan teman-teman seperjalanan kalau sudah ditunggui suami. Alhamdulillah semua mengerti dan segera berkemas pergi.

Sampai di rumah pukul 16.30, saya langsung masak dan makan sore. Perpaduan makan siang dan makan malam 😅

Masya Allah suami sama sekali enggak kesal, cemberut apalagi marah seperti dalam benak saya.

Jazakallah khair my beb, udah berikan istrinya satu hari untuk jalan-jalan dan berorganisasi 😘😘😘

Posted in Institut Ibu Profesional

Menelusuri Komunikasi Produktif

😊 Umma

💙 Muadz

Adegan kala mandi sore

😊: Bang, lihat bajumu sudah kotor. Kita mandi yuk, sambil nyuci baju.

💙: enggaaak..

😊 segera mengajaknya bercanda, lalu menggendongnya di atas kepala yang menempel dengan perut Muadz. Muadz tertawa-tawa. Setelah itu umma berjalan ke kamar mandi. Dan akhirnya dia mandi dan nyuci baju tanpa perlawanan.

Mandinya seru sekali, meski gak bawa mainan. Dia bermain dengan busa sabun dan air di ember besar.

Merasa bakal lama, umma akhirnya mengupas kentang di depan kamar mandi sambil diajak bicara olehnya.

“Umma lagi apa?”

“ngupas kentang, Bang.”

“Kentang apa?”

“kentang buat digoreng”

“digoreng apa?”

“abis digoreng dibalado”

“Abang mau liat..”

“boleh, liat dari sana keliatan kan?”

“Abang mau kentang..”

“ya nanti, ini kan belum matang”

Singkat cerita, dia memangkas waktu mandi demi melihat kentang dari dekat. Setelah dibalut handuk, dia lari ke kamar dan menolak dipakaikan baju.😂

“Abang, umma kasih pilihan. Mau pakai baju trus liat kentang, atau nggak pake baju dan gak lihat kentang?”

Muadz tidak menjawab namun tubuhnya masih bergerak ke sana kemari. Menunggu 30 detik gak dijawab, aku beranjak dari kasur. Rencana mau ngeloyor ke dapur. Ndilalah anak bujang menyatakan pilihannya.

“mau pakai baju, mah..”

Alhamdulillah.. energiku gak terkuras buat ceramah. Cukup kasih pilihan biar anak yang memilih dan merasakan konsekuensinya.

Kata Bu Elly Risman, beri kesempatan anak melatih BMM (Berpikir Memilih dan Memutuskan).

Ya Allah istiqomahkan kami yang sedang berusaha mendidik amanah dari Mu

Posted in Institut Ibu Profesional

Komunikasi Produktif

😎: Baba
😊: Umma

Suatu sore..

😊: Yang, sebelum azan magrib, Abang sudah harus di dalam rumah! (Ngeloyor ke kamar mandi)

😎: iya nanti magrib aku jemput

Sehabis mandi, terdengar sayup azan dari kejauhan. Anak masih di rumah tetangga. Suami baru masuk kamar mandi. Pikirku anakku tidak boleh magrib di rumah orang. Aku harus jemput dia

Aku pun datang ke rumah menggendong Abang yang nangis dan menjerit tidak mau pulang.

😎: kenapa dipaksa (pulang), sih?! Kan udah ku bilang nanti biar aku yang jemput.

😊: hmm.. (dalam hati dongkol. Kemarin isya aja gak berhasil jemput Abang. Ujung-ujungnya aku yang jemput pulang. Tapi mikir juga kenapa aku gak percaya dulu sama suami sendiri. Taat pada perintahnya)

Esok hari setelah sholat subuh

😊: yang kemarin kamu yakin gitu bisa jemput Abang?

😎: yakin bisa. Dia tuh kalau magrib senang lihat kunang-kunang. Pas nangis juga langsung berhenti saat lihat kunang-kunang.

😊: hmm (tuh kan, kalo makan asumsi sendiri.bikin kesel. Ayo komunikasi!)

Posted in Institut Ibu Profesional

Harta Karun itu Bernama ‘Kesadaran’

Halo Readers!

Terima kasih sudah mengikuti perjalanan saya bertualang di pantai bentang petualang kelas bunda sayang. 💙

Zona 2 bertema emosi ini sungguh menguras jiwa. Perjalanan bersama toddler yang ceriwis dan cerdas, dia sungguh sedang menantang ibunya untuk lebih kreatif bermain. Bocah kecil ini mulai sering main sendiri dan main bersama-sama teman sebaya.

Saya juga sempat memasukkan suami sebagai partner dalam menjalankan tantangan harian. Berbagai jenis emosi kesal, sebal, ngambek, dll hadir dalam 12 hari ini. Begitu pula bahagia dibantu pekerjaan rumah, senang diperhatikan, dll turut mewarnai.

Satu hal yang kudapat dari zona ini adalah, aku sadar dengan emosi yang sedang aku rasakan. Ya, aku jadi mampu berkomunikasi dengan diri sendiri.

“kamu kesal karena sedang lapar, atau karena Abang cari perhatian?”

“aku pusing karena sarapannya sedikit atau karena memikirkan hal yang berat?”

“aku kesal ditinggal suami pergi karena saat izin yg tidak sesuai sikon atau karena ingin menghabiskan waktu liburan bersama?”

Dengan adanya kesadaran ini aku bisa menentukan sikap yang tepat dan reaksi yang lebih matang. Terima kasih kelas bunda sayang!