Posted in Corat Coret Campur

Berjuang untuk Masa Depan (5)

Lanjuut..

Tiga hari pertama aku gunakan untuk pergi ke Jakarta untuk mengurus pendaftaran dan mendapat nomor ujianku di LIPIA Jakarta bersama beberapa teman. Dijeda satu hari untuk mengawas UAS, setelah itu selama 3 hari aku pergi ke Yogyakarta untuk interview karena uji berkasku di BPKLN-UII kembali lolos        ( Alhamdulillaah.. ). Dijeda lagi satu hari untuk beristirahat, 3 hari selanjutnya aku gunakan untuk pergi ke Bandung, kota besar terdekat dari Ciamis untuk tes SNMPTN. Sebelum pergi ke Bandung, imun tubuhku sudah lemah karena sudah terlalu lelah. Namun, aku nggak oleh melewatkan momen penuh kesempatan untuk menembus PTN se-nasional ini. Dan akhirnya, meski dengan kondisi flu aku mencoba menyelesaikan soal-soal SNMPTN dengan baik.

“Ya AllohYnag Maha Mendengar dan Mengabulkan pinta hambaNya, hamba hanya mampu berusaha, hasilnya Engkau-lah Yang Maha Menentukan. Jika Engkau menghendaki bahwa tempat kuliah terbaik untuk hamba di Jakarta, maka luluskanlah hamba di SNMPTN atau LIPIA.. dan jika Engkau menghendaki yang terbaik adalah di Yogyakarta, maka luluskan hamba pada seleksi wawancara dari BSU Ya Alloh..

Aamiin Yaa Mujiibas Saailiin.”

Dengan penuh kepasrahan dan tawakkal aku selalu mengulang-ulang doa itu. Karena segala upaya untuk kuliah rasanya sudah kutempuh semua. Sekarang saatnya berserah diri memohon hasil terbaik..

Alhamdulillah, Alloh mengabulkan doaku. Aku lolos SNMPTN Jurusan Pendidikan Bahasa dan Satra Arab Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta ( JBSA FBS UNJ ) 2012. Subhaanalloh Walhamdulillah Wallohu Akbar..:D

Pengorbananku untuk dapat berkuliah selama dua tahun ini nggak sia-sia. Aku dapat menembus PTN meski bukan masuk FMIPA seperti dalam rancangan hidupku dulu. Aku pun semakin dewasa dan semakin mengerti bahwa pepatah ‘Berakit-rakit Dahulu, Berenang-renang Ketepian’ itu benar. Bahwa Mahfudzot ( kata mutiara Arab ), Man Jadda Wajada itu benar. Dan kata-kata Cura Ut Laveas (Berushalah maka kamu akan berhasil ) itu pun benar adanya.

Kawan, hingga sekarang autobiografiku selesai aku tulis, aku sedang menanti hasil keputusan wawancaraku di Bidik Misi. Harapanku, semoga Alloh memberi hasil terbaik dengan meluluskanku di beasiswa ini, sehingga keinginanku kuliah tanpa membebani Umi & Abi pun terwujud. Begitu pula harapku untuk kalian, teman-teman seperjuangan angkatan ’12. Aamiin Yaa Robbal ’Alamiin..

Aku juga masih menunggu hasil keputusan BSU dari BPKLN-UII yang terlambat turun dari pusat ( Jakarta ). Yang seharusnya sudah turun dari pertengahan bulan ini, namun hingga sekarang belum turun juga. Adapun LIPIA, aku menunggu testingnya pada tanggal 4 September 2012 besok, sehari setelah perkuliahanku di UNJ aktif. Entah aku bisa  ikut testing disana atau tidak. Besar harapanku untuk bisa pergi kesana agar aku dapat bertemu dengan teman-temanku, Insya Alloh aamiin..

Kawan, benar ya, sesuatu yang paling lama itu adalah menunggu, namun jika menunggu itu dinikmati dan dilalui dengan full-kegiatan, maka tidak akan terasa sama sekali. Bahkan jika apa yang kita tunggu telah tiba dan terlewati, maka yang ada adalah rasa kangen untuk melalui kembali proses yang telah kita lakukan untuk mengisi waktu tadi. Demikian kisah perjuangan kuliah saya, kisah ini saya dedikasikan untuk adik-adik yang akan berjuang melanjutkan pendidikan tinggi setelah SMA serta program satu hari satu postingan dari KOMBUN. See you at the top!

Posted in Corat Coret Campur

Berjuang untuk Masa Depan (4)

Lanjuut,,,,

Informasi-informasi pendaftaran PTN uang aku dapat sejak semester I sudah aku kumpulkan. Soal-soal ujian masuknya dari berbagai sumber sudah aku dapatkan dan mulai pelajari. Bahkan, pada liburan semester I ini, aku diajak ‘Guru Kehidupanku’, Kak Ulfah dan temannya untuk berkunjung ke kampus ITB Bandung untuk ‘goes to campus’ dan menyerahkan berkas-berkas pendaftaran Bidik Misi juga persyaratan PMBP-ITB. Namun, karena ada kebijakan baru yang kami belum ketahui bahwa ujian untuk calon penerima Bidik Misi dibarengkan dengan SNMPTN, maka kami pun pulang dengan tangan hampa. Hampir sama juga dengan nasib pendaftaran Penelusuran Bibit Unggul Tidak Mampu ( PBUTM )-ku di UGM. Aku bahkan sudah berhasil mencetak kartu Ujian Mandirinya. Namun, karena ada perubahan kebijakan lagi, dan lagi-lagi aku nggak tahu, aku pun cancel untuk mengikuti ujian disana.

Pada semester II ini, aku sudah tidak terlalu berkonsentrasi dengan sekolah dan pelajaran-pelajaran. Aku sibuk menyiapkan senjata perlawananku melawan kebijakan pesantren tadi. Padahal, di semester II ini, aku akan menghadapi ujian-ujian yang lebih banyak dan beragam lagi. Ada Ujian Nasional dan Ujian Akhir Pesantren yang mana kedua ujian tadi me-review apa-apa yang sudah aku pelajari selama ini.

Aku sering izin ke luar komplek pesantren untuk pergi ke warnet, mencari informasi aktual tentang penerimaan mahasiswa baru di berbagai PTN. Meski prinsipku adalah mendaftar di PTN manapun, aku hanya mencari PTN yang tersedia Beasiswa Full untuk kuliah selama 4 tahun. Aku cukup sadar diri, bahwa Umi & Abiku sudah tidak akan sanggup membiayai kuliahku yang harganya melangit. Oleh karena itu, aku berinisiatif untuk kuliah berbeasiswa sajak awal. Berbekal pengalaman missinformation pada kejadian ITB dan UGM kemarin, aku pun semakin gencar mencari kejelasan beasiswa yang akan aku ikuti. Aku pun mencoba mengikuti seleksi beasiswa Etos Dompet Dhuafa. Aku berhasil lolos pada tahap pertama, seleksi berkas. Namun, ketika aku akan melangkah pada tahap selajutnya, aku sudah tidak mampu lagi, karena aku nggak lolos ujian SNMPTN 2011. Kini usaha terakhirku untuk dapat menembus PTN adalah ikut ujian Seleksi Mandiri Universitas Indonesia ( SIMAK UI ). Namun, setelah melihat tanggal ujiannya, aku langsung lemas. Ujian SIMAK UI yang tanggal 3 Juli 2011 itu berbarengan dengan wisuda dan pelepasanku pada Khutbah Wada Pesantren Nurussalam. Ya Alloh,, akhirnya dengan segala keterbatasan ikhtiar usahaku, aku cukupkan sekian usaha ‘memberontak kebijakn pesantren’. Aku yakin bahwa ini adalah takdirMu yang terbaik, dan akhirnya aku pun mengikuti program Wiyata Bakti dengan baik hingga akhir tahun.

Diawal tugas Wiyata Bakti, aku sudah lebih berpengalaman dengan seluk-beluk penerimaan mahasiswa baru di PTN, mulai bersiap-siap dengan informasi yang up to date, berkas-berkas dan bahan ujian. Targetku tahun ini tidak hanya PTN. Aku juga ingin mencoba peruntungan kuliahku di perguruan Tinggi Swasta. Aku mulai dengan mendaftar bantuan biaya studi di Sampoerna School of Education ( SSE ) Jakarta Selatan. Tahap pertama yang berupa uji berkas berhasil aku lalui. Namun, pada testing tahap kedua yang ditempuh dalam dua hari, tidak dapat aku ikuti dengan maksimal. Aku hanya mengikuti testing pada hari pertamanya saja, tidak dengan hari kedua karena ada halangan. Lalu aku mendaftar kuliah di PTS Univesitas Islam Indonesia ( UII ) Yogyakarta lewat jalur PSB ( Penerimaan Siswa Berprestasi ) dan Alhamdulillah aku berhasil tembus dengan jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Sipil dan Perencanaan

( FTSP ). Setelah keberhasilanku ini, aku masih harus ikut tes ujian masuk beasiswa Pondok Pesantren UII, karena aku tidak mampu membayar caturdharmanya yang bernilai lebih dari 10 juta rupiah..! Namun, memang belum rizkiku juga untuk dapat kuliah di UII, aku tidak lolos ujian beasiswa Pondok Pesantren UII tahap I ini. Akhirnya dengan berat hati, aku lepaskan kelulusanku di UII.

Tak lama kemudian, jadwal penting SNMPTN keluar. Aku segera mencari tau alur pendaftaran Bidik Misi dan SNMPTN. Tak lupa aku juga banyak mengulang pelajaran dahulu untuk lebih siap bertempur di SNMPTN. Di pertengahan proses ini, aku mendapat informasi bahwa ada sebuah Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab

( LIPIA ) Jakarta yang Umi dambakan aku masuk disana akan membuka pendaftaran, dan juga peluang untuk kembali masuk UII lewat jalur Beasiswa Santri Unggulan (BSU ) hasil kerjasama Badan Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri ( BPKLN ) dengan Universitas Islam Indonesia ( UII ). Dengan semangat keduanya akan aku coba, Insya Alloh.

Kesibukan mengajarku pada Wiyata Bakti ini sedikit berkurang seiring berjalannya Ujian Akhir Semester II ( UAS ), dan ini memberiku peluang untuk 12 hari berekspedisi mengurus kuliahku. Benar-benar 12 hari untuk 3 kota yang berbeda….

Posted in Corat Coret Campur

Berjuang untuk Masa Depan (3)

Lanjuut…

Berbeda dengan Organisasi Intra Sekolah (OSIS) di sekolah lain, untuk unit MTs pengurusnya diangkat dari kelas VIII dan kelas XI untuk unit MA, pesantrenku menggabungkan keduanya. Karena di pesantren itu terdiri dari unit MTs dan MA, maka kepengurusan inti OSIS diambil dari kelas XI MA dan dibantu oleh anggota OSIS dari kelas X MA. Nama OSIS di pesantrenku adalah OPPN (Organisasi Pelajar Pesantren Nurussalam). Bagian-bagian dalam OPPN juga lebih beragam. Itu dikarenakan ruang lingkup kerja OPPN lebih lama dan luas dibandingkan OSIS biasanya. Ia mencakup kegiatan seluruh santri di  luar jam KBM. Dari semenjak membuka mata bangun tidur hingga akan menutup mata untuk tidur pada malam harinya.

Ketika aku kelas X MA, aku diangkat menjadi bagian Ta’lim. Sejenis bagian edukasi & keagamaan gitu. Program kerjanya mulai usai sholat Subuh, kami harus menertibkan kegiatan Tilawah Al-quran di masjid, hingga malam hari kami harus menertibkan proses belajar malam. Kemudian, ketika aku naik kelas XI MA, bertambah bebanku karena aku diamanahi menjadi Ketua OPPN Putri periode 2009-2010. Berbagai pengalaman suka dan duka aku lalui bersama teman-teman seperjuangan, banyak pengalaman dan hikmah yang kami dapatkan selama memegang tampuk pemerintahan kecil dalam pondok kami. Dan tak terasa beban berat yang harus aku pikul selama dua tahun ini berakhir sudah ketika aku naik ke kelas XII MA.

Namun, aku sedikit keliru karena membayangkan bahwa di kelas XII MA ini lebih ringan bebannya dari pada di kelas-kelas sebelumnya. Memang beban organisasi sudah diregenerasikan kepada adik-adik kelas, namun beban pelajar di kelas terakhir dalam jenjang pendidikan formal di MA Nurussalam harus aku jalani. Berbagai tugas dan ujian-ujian akhir harus aku tempuh. Terlebih sekolah dimana aku belajar ini merangkap juga kepesantrenan, jadi  tugas dan ujiannya pun dobel, maka lengkap sudah banyaknya tugas dan ujian-ujian menghiasi hari-hariku.

Bismillah, dengan segenap kekuatan, doa, dan dukungan dari orang tua dan orang-orang sekitarku, aku pun mulai berjuang. Di semester pertama kelas XII MA, aku harus menyelesaikan karya ilmiahku yang berbahasa Arab yang sudah ku mulai pada semester akhir kelas XI MA, kemudian dilanjutkan dengan ujian Khitobah ( pidato ) berbahasa resmi juga ( Bahasa Arab/Inggris ). Akhirnya aku bisa melewati kedua ujian tersebut, karya tulis ilmiah bahasa Arabku rampung pada tanggal 24 Januari 2011 dengan tema Ulumul Quran yang berjudul “ Al-Isroiliyyaat “. Begitu pula dengan ujian Khitobahnya, aku tampilakan pidato terbaikku dengan judul “ Kayfa Yuhaaribunal Isrooil? ( Bagaimana Orang Israil Memerangi kami? )”. Alhamdulillah..

Sekarang aku tinggal berkonsentrasi dengan ujian akhir semester gasal, dan mulai mencari-cari info pendaftaran masuk PTN, baik jalur Nasional maupun Mandiri. Meski demikian, pada semester ini Alhamdulillah aku masih dapat belajar maksimal. Sehingga aku berhasil meraih peringkat I pelajaran umum dan IV pelajaran pesantren.

Kawan, sebenarnya ada satu rahasia yang ingin kubagi denganmu. Sekolahku meski sering kusebut dengan MA Nurussalam, sejatinya ia bernama Pondok Pesantren Nurussalam Ciamis. Sekolah yang bergelar Pondok Pesantren pastinya menerapkan peraturan-peraturan dan kebijakan kepesantrenan disana. Mata pelajaran yang dipelajari pun dominan pelajaran pesantren. Dan dalam kebijakan pesantrenku, selepas kelulusan kelas XII MA, kami harus menjalani tugas Wiyata Bakti atau yang dikenal dengan pengabdian selama satu tahun. Jika tugas itu tidak dijalankan sebaik-baiknya, resikonya adalah tidak dapat mengambil Ijazah Aliyah. Yang otomatis tidak akan pernah bisa berkuliah selamanya. Berat sekali bukan?

Tapi sekarang, aku ingin mencoba melawan kebijkan ini dengan menembus salah satu PTN. Bukankah diterima kuliah di sebuah PTN adalah suatu prestasi gemilang? Apalagi jika mendapat beasiswa, itu adalah peluang emas yang sangat sayang jika disia-siakan..

Jadi, aku mau mencoba mengundur waktu pelaksanaan Wiyata Bakti jika telah meraih gelar S1, insya Alloh. Tapi, ada satu kendala di benakku, mampukah aku berkuliah di PTN, sementara materi pelajaranku 85% basicnya keagamaan?

 

Posted in Info PayTren

Pilih mana: Passive Income atau Massive Income? 

Seandainya kamu diberi pertanyaan, lebih suka dapat Passive Income apa massive income? 

Emang beda ya, Zul? Beda bangeeeet. Passive income Itu pendapatan pasif. Kamu nggak ngapa-ngapain, tiba-tiba dapet duit. Ini biasanya karena kamu udah punya barang yang bisa jadi investasi berkelanjutan. Misal punya rumah yang dikontrakkan, investasi saham suatu perusahaan, dan lain-lain. 

Adapun massive income adalah pendapatan tiap bulan dengan jumlah nominal yang cukup besar. Bisa aja 100 juta, 200 juta, 1 Milyar. Weww… 

Sekarang pilih mana hayoo? 😁

Mau pilih yang manapun, tetap saja harus punya ilmunya. Singkat kisah, belum ada orang yang mendapatkan Passive Income ataupun massive income Tanpa disertai ilmu. 

Nah, kalau kamu memilih punya Massive Income seperti pilihanku, berikut list to do yang Aku dapatkan dari Dewa Eka Prayoga. 

Latihlah dan lakukan berulang-ulang, targetkan setiap bulan untuk:

  1. Buku baru yang dibaca
  2. Seminar baru yang dihadiri
  3. Orang baru yang ditemui 
  4. Manfaat baru yang ditebar 
  5. Langkah baru yang diambil 
  6. Tempat baru yang didatangi
  7. Tujuan baru yang diinginkan 

Selamat memilih dan lakukan yang terbaik. See youu 😘


Posted in Corat Coret Campur

Berjuang untuk Masa Depan(2)

Lanjuuut…
Sepulang dari melihat pengumuman kelulusanku di matsane, aku malah menjadi semakin mantap untuk mesantren di Ciamis. Entah apa yang membuatku berkeinginan kuat sekolah disana, padahal Abiku hanya menawarkan dan nggak lebih untuk memaksa. Namun, yang kuyakini saat ini, hal ini pastinya adalah skenario Alloh yang paling indah agar aku menjadi Izzula yang sekarang. Terima kasih Alloh, takdirmu selalu indah pada waktunya.^^
Maka, lihatlah aku sekarang, aku sedang dilanda mabuk darat..! Huft, ternyata perjalanan ke Ciamis itu jauh sekali ya. Bis Primajasa yang kutumpangi dari Terminal Lebak Bulus ternyata harus menempuh jarak kurang lebih 350 km untuk sampai ke pesantren di Ciamis. Oia, aku belum memberitahu nama pesantren yang akan aku tinggali ya. Namanya Pondok Pesantren Modern Nurussalam yang terletak di Cintaharja Kujang Cikoneng Ciamis Jawa Barat. Wah, panjang sekali namanya yah. Hmm, meski harus mabuk darat dulu, aku tetap bersemangat untuk pergi kesana. Karena aku yakin disana aku akan menemukan banyak pengalaman dan hal-hal yang baru.
Tahun pertama menjadi santri, beberapa asam garam kehidupan santri sudah kurasakan. Namun, aku selalu berusaha mencari hikmah di balik apa yang menimpaku. Jauh dari orang tua membuatku mandiri dan berani. Mandiri membuatku bersyukur dan kreatif mengatur uang jajan yang minim, yang Umi & Abi transfer sebulan sekali. Mandiri juga membuatku makin dekat dan akhirnya merekatkan ukhuwwah dengan kawan-kawan dan kakak kelas. Dewan guru pembimbing kepesantrenan ku jadikan pengganti orang tua. Bahkan, aku merasa kami semua adalah keluarga. Karena sudah saling dekat satu sama yang lain. Setiap ada permasalahan yang nggak bisa aku pecahkan, aku curhatkan pada mereka.
Dan semuanya itu berproses, kawan. Tidak instan bagai memasak mie begitu saja langsung matang. Sering sekali aku menangis pada tahun pertama ini. Bahkan diawal-awal aku suka menangis sehari tiga kali, seperti dosis minum obat saja. Haha, sedikit lebay yah. Namun, jika kawan-kawan ada yang pernah mesantren, kurang lebih akan merasakan hal yang hampir-hampir sama seperti aku ini.
Tahun kedua dan ketiga di pesantren, aku semakin menikmati dilematika santri. Terkadang transfer uang dari Umi & Abi datang terlambat atau kurang untuk dapat memenuhi kebutuhan selama sebulan, maka disana saatnya aku dan kawan-kawan bergilir untuk meminjamkan uang atau membantu memenuhi kebutuhan. Aku juga menemukan metode belajar yang paling ‘gue banget’. Alhamdulillah, dengan metode belajar yang paling pas untukku, aku dapat bertahan untuk mempelajari 15 buah mata pelajaran pesantren dan 14 mata pelajaran umum, dan akhirnya aku selalu bertahan pada peringkat 3 besar selama MTs. Subhaanalloh walhamdulillah..:D
Selepas kelulusanku di MTs Nurussalam, aku memutuskan untuk lanjut di MA Nurussalam saja. Selain untuk tidak memberatkan Umi & Abi, aku juga sudah terlanjur betah disana. Teman-teman seperjuagan yang selalu ada dalam susah dan senang, dewan guru yang penyayang, lingkungan yang agamis dan sejuk, dan banyak hal lagi yang membuatku merasa pesantren adalah rumah kedua bagiku. Tak lupa ada organisaasi yang menungguku saat berada di bangku Aliyah…

Posted in Corat Coret Campur

Berjuang untuk Masa Depan (1)

“Jadinya mau kemana Dek?” Tanya kakak ku satu-satunya lagi. Barusan dia sudah bertanya memastikan aku jadi melanjutkan sekolah menengah pertama dimana. Tapi aku malah melamun memikirkan jawabannya. Baru semalam Abi menawarkanku untuk mesantren di sebuah pesantren di daerah Ciamis. Jauh sekali, tapi.. kenapa ya aku kok ada rasa sedikit penasaran dan ingin merasakan bagaimana sih menjadi seorang santri itu.

“Dek,.. yah, dia malah melamun..” gerutu kakak. “kalo jadi di matsane, nanti kakak anter liat pengumuman kelulusannya”

Nah, matsane yang tadi kakak sebut adalah singkatan dari Madrasah Tsanawiyah Negeri II Pamulang yang sekarang diganti namanya menjadi Madrasah Tsanawiyah II Tangerang Selatan. Aku sudah mendaftar dan testing masuk kesana. Tapi, entah mengapa tawaran Abi tadi malam ampuh membuatku jadi bimbang untuk masuk ke matsane, bahkan sekarang aku merasa malas untuk melihat hasil testingnya. Huft, ada apa ini..

“Eh, uh… iya kak. Adek masih bingung mau ke matsane atau ke pesantren. Tapi ya gak papalah kalo ngeliat pengumuman kelulusannya aja. Takut-takut adek gak lolos tes masuk ke pesantrennya, kan ada cadangan. Hehe..”

“Yaudah, sekarang siap-siap aja. Kakak mau mandi dulu. Nanti jam 07.30 kita berangkat yah.”

“Okkey.” Jawabku santai sambil beranjak dan menutup majalah National Geographic bekas yang Abi belikan di pasar kemarin.

 

 

****

Hai kawan, kenalkan namaku Izzula. Kau cukup panggilku Izzul untuk membuatku menoleh. Aku baru saja lulus dari sekolah dasarku dekat rumah, SDIT As-Salaamah di Pamulang II. Sungguh aku bersyukur dapat bersekolah di sekolah dasar swasta yang terhitung mewah untuk orang-orang berekonomi menengah kebawah seperti keluargaku. Disana aku dapat belajar dengan buku-buku eksklusif pribadi terbitan Erlangga dan Yudistira, ber-study tour minimal setiap satu tahun sekali ke tempat-tempat wiasata edukatif, dan belajar TIK dengan praktek langsung di lab komputer sekolah yang masih cukup langka untuk anak SD seukuranku pada tahun 2005.

 

Namun, semua ini tak terlepas dari peranan Umi yang bekerja di satu yayasan dengan SDITku, RA As-Salaamah dari tahun 1993. Otomatis, Alhamdulillah terkadang suka ada keringanan biaya atau dispensasi ketika Umi & Abiku kesulitan membayar biaya sekolah tepat waktu. Dan Alhamdulillah pula, aku bisa menyelesaikan studi 6 tahun disana dengan hasil yang gemilang, aku selalu masuk peringkat 5 besar selama berada di SDIT. Hal ini memacuku untuk belajar lebih baik di masa depan.

Lulus dari SDIT, aku baru menyadari bahwa aku menyukai Sains dan Bahasa Arab. Teringat kenangan indah ketika aku berada di ekskul KISMIS (Kelompok Ilmiah MI As-Salaamah) bimbingan guru IPA ku, akhirnya aku menambah cita-citaku, bahwa aku mau menjadi seorang ilmuwan yang banyak melakukan eksperimen untuk kemanfaatan umat manusia. Dan lagi, aku mau menjadi ilmuwan yang pintar agama pula. Ilmuwan yang ulama dan ulama yang ilmuwan. Aamiin,, meminjam kata Arai, aku yakin Alloh akan memeluk mimpiku, Insya Alloh.:)

Dan sekarang, akhirnya keputusan aku mau melanjutkan SMP dimana menjadi pilihanku. Apakah akan di matsane seperti kakak ku atau akan di pesantren tawaran Abiku.

 

 

Posted in NUZULALISTIK

Rahasia Kesuksesan dan Kekayaan 

Alhamdulillah saya dan teman-teman mitra dan calon mitra PayTren dapat kesempatan hadir di acara RKDK dari PayTren Academy, Perwakilan manager PayTren akademy, Pak Wicaksono (maaf kalau salah) membawakan materi dengan metode belajar dari pengalaman.
Saat beliau ingin menerangkan manfaat silaturahmi sbg pembuka rizki dan memanjangkan usia, diadakan games untuk mencari peserta seminar dg empat kategori: namanya antara huruf M-U, nomor akhir kontaknya 6-9, lajang usia 20-25 dan berdomisili selain di Jakarta. Bagi peserta yang masuk dalam kategori tsb harus tanda tangan di kertas peserta lain.

Kebetulan aku masuk ke semua kategori. Jadi ketika ada yang menyodorkan kertas padaku, aku harus tanda tangan di semua kolomnya. Sementara orang lain bisa jadi hanya tanda tangan di satu dua kolom kertasku saja, haha.. –” Menjelang azan ashar acara selesai, kami pun membawa bekal buku Rahasia Kesuksesan dan Kekayaan buah tangan dari Ustadz Yusuf Mansyur secara gratis, serta satu pekerjaan rumah. Yakni baca tuntas dan amalkan. Alhamdulillah ala kulli haal 😁

Posted in Info PayTren

Welcoming Words 

[PayTren Up Date] 

Selamat datang di masa depan. We bring you tomorrow, kata salah satu slogan owner PayTren, Ustadz Yusuf Mansyur.  

Apa sih maksudnya? 

Coba deh kita lihat dunia kecil di sekeliling kita. Semua telah berubah

– Dulu mau nelfon aja harus antri di wartel, sekarang tiap orang sudah menggenggam handphone. 

– Dulu kalau orang mau mengirim uang pake wesel, sekarang tinggal gerakin jari di layar smartphone. 

Perubahan itu benar-benar nyata, bukan? Silahkan lanjutkan perubahan-perubahan lain yang tau.. 😉
Nah, PayTren mengajak masyarakat Indonesia dan dunia untuk melihat sisi perubahan itu. Bersatu dan berbagi dalam menikmatinya, terutama perubahan teknologi finansial (Financial Technology/fintech). 

Berat betul ya istilahnya.. 😅. Ya memang itu nama kerennya. Hihihi.. 

Kalo nama sederhananya, fintech itu bentuk keuangan secara digital. Artinya fasilitas keuangan yang bisa diakses melalui internet (online). Misal e-banking, mobile banking, itu juga termasuk fintech loh. Nah, PayTren punya sesuatu yang lebih luas dari itu. 

Bersyukur karena kita sudah bergabung di komunitas PayTren. Komunitasnya orang berjiwa positif, senang belajar dan mau bertumbuh. 

Fintech di PayTren tidak sekedar alat pembayaran kawan, namun bisa juga untuk investasi melalui PayTren Manajemen Aset, rekruitmen pengemudi Grab, belajar keislaman dan organisasi melalui PayTren Akademy, belajar organisasi dan tata perusahaan secara virtual daaan masih banyak lagi. 

Maasya Allah.. Beneran deh, kita akan merasa butuh banyak belajar ketika bergabung di PayTren. Banyak ilmu yang mesti dipelajari agar seimbang kekayaan dunia dan kekayaan akhiratnya. 

Sekali lagi, selamat datang di dunia digital. Selamat belajar dan bertumbuh. 😊

Bagi Anda yang memiliki waktu luang di hari Sabtu, 30 Desember besok, yuk hadir di acara Training Rahasia Kesuksesan dan Kekayaan. 

Harga tiket hanya 25.000 dan mendapat buku gratis senilai 150.000. Woww..! 

Tiket bisa dibeli lewat PayTren Akademy, silahkan donlot aplikasinya dulu ya.. Dan pastikan saldo transaksi PayTren Anda sudah terisi. 

Sampai bertemu di Masjid Tin. 🙌

#nuzulafitriah 

#pokoknyapaytreninaja 

Posted in NUZULALISTIK

Membuka Catatan (Semangat) Lama

Kantor Pusat Indosat, 15 Maret 2015

Semalam di grup KOMBUN ada ngobrol-ngobrol cara mencari ide untuk tantangan One Day One Post. Ada yang bilang tulis ide apa yang ingin orang lain tau dari blogmu, ada juga yang berpendapat tulis aja apa yang kamu mau. Kalo kamu, apa pendapatmu?

Aku bergegas membuka netbook, dan mencari folder berisi back up artikel blog, dan aku mendapati catatan repostase guru ngeblog tahun 2015 yang belum aku post. Duh, malu banget! Tapi, di sini aku menemukan jawabannya. Yuk, kita cari bersama apa kata para blogger yang seorang pendidik ini.

                                     ………………………………««»»…………………………………

Reportase Acara ICITY

Pelatihan yang bertemakan Kopdar Akbar Guru Blogger Nasional yang diselenggarakan Indosat pada Minggu, 15 Maret 2015 bertempat di aula lantai 4 Gedung Indosat Jl. Medan Merdeka, dihadiri sekitar 350 blogger se-Indonesia.

Indosat memberikan pengantar dengan icity.indosat.com yang luar biasa. Saya baru mengetahui ada komunitas yang mencakup 12.000 orang dan memiliki banyak fitur kreatif dan edukatif untuk memaksimalkan fungsi smartphone.

Kemudian ada bincang-bincang dengan guru-guru professional. Ada Pak Dedi Gwitama, Ibu Amiroh, Pak Aswin, dan Pak Subakri (lewar video) yang mewakili Guru Ngeblog.

Pak Dedi menyebutkan kelebihan blogger, setidaknya ada belasan manfaat yang blogger bisa dapatkan dan yang paling utama menurut beliau, sitiran hadits Nabi Shallallahu alaihi wa sallam; sampaikanlah walau satu ayat, tebar kebaikan, dan tunggu Anda akan mendapat kebaikan berlipat-lipat.

Kemudian Ibu Amiroh, seorang guru dari Jombang yang memilih karakter E-Learning pada blognya, menekankan kepada blogger untuk menciptakan karakter untuk blognya. Materi untuk e-learning di moodle untuk interaksi antar guru dan siswa, etmodo.com, dan lain-lain. Aku yakin bu Amiroh bisa mengatakan hal ini karena beliau sudah mendalami pola blognya. Bagaiaman bisa tau polanya?

Dari sering berlatih dan menulis blog. Dari situ akan ketahuan ke arah mana mayoritas tulisan kita.

Saya saat ini masih menjadi mahasiswa semester 6 di kampus negeri samping sekolah Labschool Om Jay. Namun saya bertekad untuk menuliskan perjalanan saya menjadi guru dan menjadi produktif untuk pendidikan murid-murid saya nantinya. Minimal satu pekan saya akan posting di blog.

Saya ingin menjadi bagian dari bukti Wonderful Indonesia, bahwa pendidikan di Indonesia sangat luar biasa. FYI, Desember 2015 mendatang pintu MEA di Indonesia dibuka,dan saya ingin menjadi salah satu tim pengembang kurikulum untuk pendidikan siswa Indonesia agar memiliki free of skill over,

Terakhir, nasihat bijak dari Bu Amiroh pemilik amiroh.web.id dan guraru.blog.org untuk menjadi blogger haruslah self discipline, schelude post, easy to contact (mudah dihubungi), improve, information capture.

 

Oke, kamu (mahasiswa) jangan cuma bisa bicara, tapi jadilah guru inspiratif untuk murid-murid anda. Soal mea, cukuplah seperti itu. Biarlah Jokowi menjadi cabinet rampingnya. –Pak Aswin-

Selesai

Tangerang Selatan, 13/12/2017

Nuzula Fitriah

 

Day post 13

Posted in IMASASI

Hari Bahasa Arab Sedunia

Langit menyisakan rintik ketika kami sampai di stasiun Sudirman. Pagi ini, setelah awan kehitaman menggelayut akhirnya turun dan berakhir juga. Jakarta dan sekitar memasuki pertengahan musim hujan.

Hujan tidak menyurutkan langkah kaki menuju titik kumpul Pawai Ceria kami. Bis Transjakarta yang kami tumpangi terus melaju ke shelter Bank Indonesia, di sinilah titik kumpul kami.

Setelah merapikan banner, bendera kecil dengan lambang negara Arab dan huruf hijaiyah, kami bersiap untuk long march menuju Bunderan HI. Sepanjang perjalanaan, kami menginformasikan Hari Bahasa Arab Sedunia, meneriakkan yel-yel semangat dan membagi-bagikan handbook berisi informasi Hari Bahasa Arab.

Sesampainya di Bunderan HI, kami menyampaikan orasi, penampilan puisi serta penjualan dari Dana Usaha IMASASI. Di penghujung acara, sekelompok polisi mendatangi kediaman kami dan meminta kami segera menyelesaikan Pawai. Padahal acara kami tidak menggunakan pengeras suara dan tidak mengganggu orang banyak.

Pawai berakhir pukul 10.45 WIB dan sebelum bubar maupun dibubarkan polisi, kami menyempatkan untuk mendokumentasikan petualangan kami. Cheeerss..!

 

 

Jakarta, 17 Desember 2017

Nuzula Fitriah