Posted in Diary Umma, Portofolio Muadz

Jurnal Kebaikan

Tidur siang kali ini, Muadz terbangun tiba-tiba. Dia langsung duduk dan memanggil “maah..” Aku lambaikan tangan memintanya mendekat.

Muadz beringsut ke kasurku dan merebahkan tubuhnya di sampingku. Hmm aku mencium bau tak sedap, sepertinya dia buang angin.

Aku sengaja membiarkannya. Pura-pura tidak tahu apa yang terjadi. Hingga bocah kecil itu mengatakan, “mah mau ee”

****

Di atas kloset dia sudah mengeluarkan tinja. Namun perasaan tak nyaman menyergapnya dan tantrum pun dimulai.

“Mah, mana ee nya? Kok belum keluar”

Ada sayang, ee nya ada di dalam perut Muadz. Ayo tekan perutnya biar keluar ujarku tenang.

“Enggak, gak bisa. Gak mau, gak mau”

Wah, kata andalannya sudah keluar. 😅 Dia lagi senang mengucap ‘gak mau’ karena meniru anak tetangga.

Tak ada pilihan lain selain menunggunya dengan sabar. Diberi pilihan apapun hingga bikin jus mangga kesukaannya pun ditepis.

Di kejadian sebelumnya, aku coba menenangkan dengan mengusap punggung Muadz. Rupanya itu tidak dianjurkan guruku karena memang gak ngefek sih. Haha. Selain itu khawatir bikin kebiasaan baru yang unfaedah.

Kalo ibu meninggal 5 menit lagi, siapa yang akan ngusap punggung Muadz saat dia tantrum ketika BAB nanti? Kurang lebih ini pertanyaan menohok dari guruku kalau kalau saat itu aku menolak sarannya.

Ya, ada benarnya juga sih. Anak hanya perlu diterima dan ditemani saat badai tantrum melanda.

Buktinya setelah 20 menit jongkok di kloset, Muadz bangun sendiri saat aku beri opsi pelukan. Alhamdulillah..

Posted in Diary Umma, Jurnal Tumbang Muadz, Portofolio Muadz

Baju Lebaran

Anakku sayang, terima kasih sudah membersamai umma baba hingga usia 24 bulan. Maafkan kami yang terkaget-kaget dengan perubahan yang kamu alami. Kaget karena ilmu kami belum menyamai pesatnya tumbuh kembangmu. Sehingga terkadang kami alfa kesal padamu. Padahal kau sedang bertumbuh..

Nak, Ramadhan hari ini masuk ke hari 21. Izinkan baba untuk beri’tikaf ya, sayang. Baba akan mendoakan kebaikan untuk keluarga mungil kita, keluarga besar dan kaum muslimin. Baba juga meningkatkan ibadah yang semoga bisa mendapatkan malam Lailatul Qadar. Aamiin ya rabbal alamiin

Sebentar lagi Syawal menjelang. Dan kau akan mendapatkan ujian kemandirian yaitu disapih. Mari kita lakukan tahapannya bertahap ya sayang. Saat hari itu tiba, yakinlah umma dan baba tidak berkurang sayang sedikit pun padamu. Bahkan penyapihan adalah bukti cinta bahwa kamu manusia mandiri yang tidak selalu tergantung pada umma. Kamu akan belajar melepas sesuatu yang kamu sangat cintai demi kebaikan yang lebih besar.

When you was a baby

Jelang Syawal pula, di Indonesia punya tradisi membeli pakaian baru. Dari atas hingga bawah harus beli baru. Lebaran kali ini baba mengajak umma beli baju lebaran, buat seragam bertiga katanya. Namun umma tolak, sebab baju muslim Abang masih banyak yang baru. Belum pernah terpakai sama sekali.

Umma juga merasa bajunya masih bagus-bagus. Lebaran kemarin baba menghadiahi umma 2 gamis yang masih sangat bagus dipakai. Baba pun setiap tahun memperoleh baju koko hibahan. Maka, buat apa beli baru lagi?

Umma membaca banyak tulisan bahwa penyebab terbesar limbah di dunia adalah karena tekstil. Maka bismillah keputusan tidak membeli baju saat lebaran atau saat-saat yang lain diniatkan juga untuk menjaga lingkungan.

Tahun besok tahun besok besoknya lagi, keluarga kita tidak akan membeli baju jika hanya keinginan. Beli itu harus dilandasi kebutuhan. Keinginan setelah dipenuhi akan muncul keinginan-keinginan baru lainnya. Sedang kebutuhan, saat tidak ada uang untuk membelinya Allah akan buka jalan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.

Nak, tumbuhlah menjadi pribadi yang shalih mushlih mandiri. Punya visi misi yang ajeg yang berorientasi pada akhirat. Meski seluruh dunia meninggalkanmu sendiri kamu akan terus berjalan dibawah hidayah Allah.

Saat Menunggui Umma Sholat dengan Membaca Buku

Semoga keselamatan selalu atas dirimu pada hari dilahirkan dan pada hari meninggal dan pada hari dibangkitkan hidup kembali. (Maryam:15)

Posted in Portofolio Muadz

Small Wins

Sebuah postingan di IG Eyang Yodhia Antariksa menggugahku,

Bad is stronger than good. Kita lebih mudah mengingat kegagalan drpd keberhasilan, kehilangan uang drpd mendapatkan uang, dan kritik drpd pujian. Yah memang itulah yang ditemukan studi Brain Science. Maka kita mesti melatih pikiran kita untuk fokus dan (merayakan) pencapaian-pencapaian positif diri kita, sekecil apapun. (small wins). Sebab itu diri kita akan dipenuhi energi positif alih-alih galau dan pesimis.

Ah terima kasih, Eyang.. aku ibu muda yang sedang belajar bersama anak pertama perlu banget penguatan seperti ini. Berusaha fokus pada pencapaian Muadz daripada membandingkannya dengan anak lain yang seumuran.
Plus juga berlatih konsisten menulis portofolio Muadz untuk membantu on the track pada peningkatan Muadz dari hari kemarin. Alih-alih galau pasca scrolling sosmed.😂

So, ini beberapa catatan perkembangan Muadz:

Tgl 20 Desember lalu sepulang dari takziyah Mak Kidul, Muadz menunjukkan keinginan untuk dituntun berjalan. Kemampuan saat ini menyeret tubuhnya ke belakang (mundur).

Tgl 2 Januari 2020 saat baru mendarat di Cikurubuk setelah mudik ke Pamulang, Muadz berhasil berjalan dengan dadanya ke depan. Yeayy! One stop closer to onggong-onggong, bergerak duduk sendiri, dan berjalan. Maasya Allah tabarakallah, baby ku ini semakin besar.❤️

Yuk ah kembali rajin menulis di blog ini, sayang kalau satu bulan terlewatkan tidak ada tulisan. Selain itu, pemanasan ikut kelas Bunda Sayang pada bulan Maret/April besok.💪